Burung
Ciblek Tak Lagi Ikut Kontes
Ciri khas dari burung
ini ketika berbunyi, layaknya bunyi senapan mesin otomatis ketika ditembakan
berulang-ulang. Burung yang memiliki postur tubuh kecil dan lincah ini,
habitatnya di pesawahan, kebun dan tegalan. Serangga menjadi makanan pokok bagi
burung ciblek ini, demikian kalangan kicau mania menyebutnya.
Ciblek merupakan burung
yang mulai populer untuk dilombakan diakhir tahun 90-an ini, kini sudah mulai
jarang terlihat di habitatnya lagi. Hanya beberapa ekor saja yang masih bisa
ditemukan. Itu pun selalu menjadi incaran para pemikat. Memasuki awal tahun
2000-an, dalam setiap event yang digelar, kelas ciblek jumlah pesertanya selalu
membludak. Burung yang memiliki gaya menaik-turunkan badanya seperti memompa,
sambil menggelepar-geleparkan sayapnya ketika berbunyi ini, sempat menjadi
trend setter dikalangan kicau mania ketika itu, baik kicaumania akar rumput,
maupun kalangan menengah keatas.
Burung yang awalnya
hanya
dijadikan sebagai burung master (pengisi suara) untuk burung murai batu
dan lainya ini, menjadi burung yang dilombakan juga. Ada tiga jenis untuk
burung ciblek yang dikenal oleh kicaumania, yaitu ciblek kebun, ciblek sawah
dan ciblek gunung. Dari ketiganya, ciblek kebun atau ciblek crystal dan ciblek
semi lah yang sangat populer dikalangan kicau mania.
Dari segi perawatan
burung ini tidak lah sulit. Kroto, ulat, jangkrik dan belalang adalah makanan
utama bagi burung ini, disamping voor sebagai makanan pendampingnya. Setelah
menjadi burung peliharaan para kicau mania. ciblek crystal dan ciblek semi ini,
memiliki suara yang khas ketika bertemu dengan lawanya.
Suara ngebrend yang
berulang-ulang, menjadi suara khas dari burung ini, dan menjadikanya banyak
digemari oleh kicaumania. Begitu pun ketika dilombakan, suara ngebrend dengan
volume keras dan durasi bunyi (kerja) yang stabil lah, yang bisa membuatnya
bisa meraih juara dalam suatu event. Seiring dengan semakin berkurangnya Ciblek
ini di habitatnya, yang diakibatkan oleh perburuan besar-besaran pada indukanya
ketika itu, maka imbasnya pun kini terasa pada setiap gelaran lomba burung
berkicau, baik skala latber, latpres maupun lomba besar, pesertanya tidak
sebanyak dahulu lagi.
No comments:
Post a Comment